Di tengah dinamika pasar real estate Indonesia, isu tentang Pentingnya Fengshui kembali mengemuka. Banyak orang menganggap bahwa penataan ruang, arah bangunan, hingga pemilihan lokasi memiliki pengaruh besar terhadap energi kehidupan dan keberuntungan. Pada Properti, faktor ini sering menjadi pertimbangan utama, terutama bagi masyarakat perkotaan yang percaya harmoni ruang dapat berimbas pada kesehatan, rezeki, bahkan kebahagiaan keluarga.
Pakar real estate, Bambang Triyono, menyebut dalam sebuah seminar properti 2025 bahwa sekitar 27% konsumen kelas menengah atas menanyakan aspek fengshui sebelum memutuskan membeli rumah atau apartemen. Data ini menunjukkan bahwa aspek spiritual dan psikologis tak bisa dipandang sebelah mata. Bagi sebagian orang, Pentingnya Fengshui bukanlah takhayul, melainkan strategi untuk meminimalisir risiko dan memaksimalkan kenyamanan hidup.
Namun, ada pula pihak yang menilai kecenderungan ini berlebihan. Sejumlah ekonom menilai terlalu fokus pada fengshui bisa membuat calon pembeli melewatkan faktor penting seperti legalitas sertifikat atau kualitas konstruksi. Inilah sisi gelap yang jarang dibicarakan, meski sebenarnya menyimpan potensi masalah besar di kemudian hari.
Bagaimana Penilaian dan Penerapannya di Masyarakat
Cerita seorang pengusaha muda di Jakarta bisa menjadi gambaran nyata. Ia membeli rumah dengan desain modern minimalis, namun setelah dihuni ia merasa bisnisnya stagnan dan keluarga sering sakit. Atas saran temannya, ia memanggil konsultan fengshui yang kemudian menyarankan perubahan arah pintu utama serta tata letak kamar tidur. Anehnya, beberapa bulan setelah itu, usahanya kembali berkembang dan keluarganya merasa lebih nyaman. Kisah ini menjadi bukti nyata bagi mereka yang meyakini Pentingnya Fengshui Pada Properti.
Namun, ada pula kisah yang bertolak belakang. Seorang investor di Surabaya pernah menunda pembelian lahan strategis karena dianggap tidak sesuai fengshui. Padahal, lima tahun kemudian, harga tanah di kawasan itu melonjak hingga 250%. Keputusan yang dipengaruhi kepercayaan justru membuatnya kehilangan peluang besar. Cerita pahit seperti ini memunculkan sentimen buruk, membuat sebagian kalangan skeptis terhadap konsep fengshui.
Ekonom senior, Dian Setyawan, dalam laporan risetnya tahun 2024 menyatakan bahwa fenomena ini bersifat psikologis. “Keyakinan akan Pentingnya Fengshui berperan seperti placebo. Jika orang percaya ruangnya baik, maka ia merasa lebih positif, lebih produktif, dan ini berdampak pada kehidupannya. Namun, jika terlalu takut pada fengshui, orang bisa kehilangan rasionalitas saat berinvestasi,” jelasnya.
Dampak Fengshui terhadap Pasar Properti Nasional
Data dari Indonesian Property Observer menunjukkan bahwa apartemen dengan desain sesuai prinsip fengshui di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan cenderung terjual lebih cepat 18% dibanding apartemen serupa tanpa penekanan fengshui. Fakta ini memperlihatkan bagaimana Pentingnya Fengshui Pada Properti bukan hanya soal kepercayaan, tetapi juga faktor pemasaran yang nyata. Pengembang bahkan sengaja menghadirkan konsultan fengshui dalam proses perencanaan proyek untuk meningkatkan daya tarik penjualan.
Namun, di sisi lain, ada potensi jebakan yang harus diwaspadai. Banyak pengembang nakal menggunakan jargon fengshui hanya sebagai alat promosi tanpa benar-benar memperhatikan prinsipnya. Konsumen yang tertipu akhirnya merasa kecewa karena hunian yang dijanjikan membawa harmoni, justru menghadirkan masalah struktural atau keterlambatan pembangunan. Praktik manipulatif seperti ini menimbulkan luka emosional dan mengikis kepercayaan publik terhadap industri properti.
Meski begitu, tren pasar jelas menunjukkan arah positif. Survei dari Rumahcom mencatat bahwa pencarian online dengan kata kunci terkait fengshui meningkat 32% sepanjang tahun 2025. Hal ini menandakan konsumen semakin kritis dan sadar akan hubungan antara energi ruang dengan kualitas hidup. Lonjakan data ini sekaligus menjadi sinyal bahwa pengembang tak bisa lagi mengabaikan aspek ini jika ingin bersaing di pasar menengah ke atas.
Perspektif Pakar Real Estate dan Ekonom
Dari sisi pakar real estate, Irwan Chandra, seorang konsultan senior, menilai bahwa Pentingnya Fengshui Pada Properti bisa dimaknai sebagai strategi diferensiasi. “Dalam pasar yang jenuh, pengembang harus punya nilai tambah. Fengshui memberi rasa aman emosional yang tidak bisa diukur hanya dengan angka. Jika konsumen merasa rumahnya membawa energi positif, mereka rela membayar lebih mahal,” ujarnya.
Namun, perspektif ekonom sedikit berbeda. Menurut laporan Bank Indonesia tahun 2025, aspek kepercayaan seperti fengshui memang punya peran dalam perilaku konsumen, tetapi risiko terbesar ada pada distorsi harga. Beberapa proyek perumahan dengan label fengshui dijual 10–15% lebih mahal dibanding proyek serupa tanpa label tersebut. Ini bisa menimbulkan gelembung harga bila tidak diimbangi dengan kualitas nyata.
Emosi masyarakat pun terbelah. Ada kebanggaan ketika membeli rumah yang dianggap membawa keberuntungan, tetapi ada juga rasa cemas ketika menyadari harga yang dibayar lebih tinggi hanya karena faktor kepercayaan. Di titik inilah Pentingnya Fengshui menjadi perdebatan, bukan hanya antara pakar dan masyarakat, tetapi juga antara logika dan rasa.





















