Bayangkan pagi yang tenang, secangkir kopi hangat di tangan, dan rumah impian yang telah sah menjadi milik Anda. Tidak ada surat tagihan bank, tidak ada bunga pinjaman yang mencekik, tidak ada kecemasan akan cicilan bulan depan. Inilah anjuran membeli properti secara cash. Bagi sebagian orang, ini terdengar seperti mimpi — namun mimpi yang bisa jadi nyata dengan perencanaan dan tekad kuat.
Dalam ekonomi yang terus berubah, membeli properti cash memberi rasa aman yang tak ternilai. Kepemilikan penuh atas rumah tanpa harus “menyewa” dari bank menciptakan kebebasan finansial. Bahkan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik makanan yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)
Kalimat ini mencerminkan bahwa memiliki sesuatu dari hasil sendiri — tanpa utang — lebih berkah dan menenangkan.
Anjuran Membeli Properti Secara Cash
Namun kenyataannya, tidak semua orang bisa langsung melunasi properti. Ada rasa frustasi yang muncul ketika melihat harga rumah melonjak, tabungan masih minim, dan tekanan sosial memaksa untuk “segera punya rumah.” Tapi membeli properti secara cash bukan hanya tentang keuangan, tapi juga tentang ketenangan jiwa. Saat orang lain terjerat bunga pinjaman, Anda bisa fokus pada hidup tanpa beban utang.
Ketika Keputusan Menjadi Pedang Bermata Dua
Meski terdengar ideal, membeli properti secara cash tidak selalu semudah yang dibayangkan. Banyak orang menunda keputusan karena takut kehilangan likuiditas. “Bagaimana kalau butuh uang mendesak?” “Bagaimana jika harga properti turun setelah saya beli?” Kekhawatiran-kekhawatiran ini membuat sebagian calon pembeli ragu untuk membayar tunai.
Selain itu, ada perasaan kehilangan “keleluasaan.” Membayar tunai berarti sebagian besar aset cair Anda terkunci dalam bentuk rumah. Di saat darurat, properti bukanlah aset yang bisa dicairkan dengan cepat. Inilah sisi emosional yang membuat orang bimbang: antara ingin bebas dari utang atau ingin tetap punya cadangan.
Namun, apakah rasa aman memiliki dana darurat bisa dibandingkan dengan beban utang jangka panjang yang kadang tidak berujung? Rasa lelah yang timbul dari harus memikirkan bunga bank, biaya administrasi, bahkan kemungkinan gagal bayar, seringkali lebih menyakitkan.
Properti cash memberi Anda kendali penuh. Tidak ada keterikatan, tidak ada kewajiban bulanan yang menghantui. Ini seperti memegang kunci emas atas hidup Anda sendiri.
Saat Bijak Menata Masa Depan
Tidak semua orang bisa membeli rumah secara cash di usia muda, namun bukan berarti hal itu mustahil. Disiplin menabung, hidup hemat, dan memahami prioritas bisa menjadi jembatan menuju mimpi tersebut. Banyak orang yang berjuang dari nol, berhemat selama bertahun-tahun, menghindari gaya hidup konsumtif, demi satu tujuan mulai yakni memiliki properti secara tunai.
Transisi dari menyewa ke membeli properti cash membutuhkan pengorbanan emosional. Ketika teman-teman sudah memiliki rumah melalui KPR, mungkin muncul rasa iri. Tapi tunggulah sebentar — kesabaran Anda bisa menghasilkan hasil yang lebih menenangkan.
Mengambil jalan membeli properti cash memang bukan pilihan yang populer. Tapi siapa sangka, keputusan yang awalnya terlihat berat, bisa menjadi langkah terbaik dalam hidup Anda?
Bayangkan anak-anak Anda tumbuh di rumah yang tidak terancam disita. Bayangkan tidur nyenyak tanpa bayang-bayang hutang. Bayangkan memiliki rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal, tapi simbol kemenangan dan kebebasan.
Ada kekuatan dalam memilih jalan yang lebih sulit, namun lebih mulia. Membeli properti cash bukan hanya soal uang, ini soal prinsip, ketenangan batin, dan keberkahan. Maka seperti sabda Nabi Muhammad SAW: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bersedekah, membantu orang lain, dan bahkan sekadar menabung untuk masa depan lebih mudah dilakukan jika tidak terikat cicilan setiap bulan.