Daya Beli Lemah dan Bunga Tinggi Sebabkan KPR Dilevel Terendah

zamarizkland

August 27, 2025

Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan aparetmen (KPA) melambat. Ini sejalan dengan lambatnya bank memangkas suku bunga, sehingga nasabah enggan mengambil kredit untuk hunian.

Mengacu ke data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit rumah maupun apartemen cuma tumbuh 7,1% secara tahunan menjadi Rp 820,2 triliun. Ini pertumbuhan paling lambat sepanjang 2025.

Bahkan, jika ditarik ke belakang, ini adalah pertumbuhan penyaluran KPR dan KPA paling lambat sejak April 2023.

Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Ramon Armando mengungkap, banyak calon debitur memilih menunda mengambil keputusan sambil menunggu transmisi suku bunga acuan, yang sudah diturunkan BI empat kali tahun ini, ke bunga KPR yang lebih terasa. “Sementara itu, perubahan preferensi generasi muda yang cenderung memilih sewa dibandingkan beli, juga memberikan dampak tersendiri,” ujar dia.

EVP Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Welly Yandoko juga menyabut faktor suku bunga menjadi pertimbangan utama konsumen mengambil KPR. Artinya, ketika konsumen melihat BI sudah menurunkan bunga acuan, konsumen menunggu bank menurunkan suku bunga kredit.

Masalahnya, Welly bilang, bank tidak semerta-merta bisa menawarkan bunga murah untuk KPR saat ini. Mengingat, kondisi likuiditas bank yang saat ini cukup ketat dan tingkat NPL cenderung naik.

Di sisi lain, Welly melihat fenomena yang terjadi saat ini adalah adanya perubahan tujuan pembelian properti. Dalam hal ini, ia bilang semakin banyak yang membeli rumah untuk kebutuhan memiliki hunian atau segmen end user, bukan investasi.

Related Post

Pilihan Rumah Menantimu

Bingung dengan banyaknya rumah pilihan, budget dan rekomendasi dari Agent terverifikasi ?